Minggu, 31 Mei 2009
hari yang berbeda
Kemarin tidak banyak yang terjadi, tapi lumayan bisa mengubah sedikit dari semua yang tlah dijalani selama ini. Dan untuk hari ini cerita akan menjadi berbeda karena dimana ada rasa untuk mengubah semua yang telah terjadi, mengapa karena tidak ada hidup tanpa masalah dan problema yang hanya orang itulah yang dapat memecahkannya, sementara orang lain disekitarnya hanya sekedar menjadi tempat curahan hati, tapi bisa jadi akan mendukung untuk membantu menyelesaikannya walau cuma sebatas yang mereka mampu. Begitulah seorang pendukung yang ada dibelakang semua peristiwa.Harus ada harapan bahwa semua masalah akan menemukan jalan keluar dan terselesaikan dari belenggu yang membabi buta dan terkadang menyesakkan dada, bahkan bagi yang tidak kuat akan menjerembatkan dirinya ke dalam lubang kenistaan atau menghancurkan dirinya dengan cara yang tidak semestinya. Mencoba untuk tegar setegar batu karang di lautan, atau sekukuh pohon yang kuat akarnya meskipun badai angin menerjang dasyat. Harapan selalu tercurah, masih ada langkah yang akan menapaki menyusuri lorong waktu dan berakhir di rumah ketentraman. Tiada kata hari ini sama dengan hari kemarin. Karena hari ini berbeda dengan hari kemarin dan hari esok. Jendela harap harus terus dibuka biar udara pagi hari terus berhembus menerangi setia sudut hari yang panas dan gersang. Jadi teruslah berharap bahwa ada hari yang berbeda yang akan datang esok hari.
Selasa, 26 Mei 2009
Harapan si hina
Betapa dunia telah menggelakan diriku, tapi ku tak mampu berpaling dari kemilaunya yang luar biasa dari pandang mata seorang hina seperti diriku, yang selalu rakus dan haus harta dunia. Andai ku bisa berpaling dan menjatuhkan diri ke dalam sujud yang dalam? Sungguh aku butuh waktu untuk itu. Namun seberapa lama lagi waktu yang diberikan Dia kepada ku untuk mengakhiri kejahilianku terhadap dunia yang menggelapkan hati.Rupa mana lagi yang harus ku hadapkan kepadaNya. Kusut masai wajahku karena lelah terhadap kegiatan dunia. Ah........ malu, sungguh malu! Tapi itulah aku yang hanya mampu mengeluh dengan segala dosa dan salah, tanpa bisa berbuat dan memulai semua kebaikan dari nol.Berbagi resah pada bintang gemintang, pada angin, pada ombak pada desir pasir, pada dingin malam dan entah pada apa lagi.Andai ku mampu menjawab semua tanya yang menjegal nuraniku selama bertahun-tahun ini, betapa beruntungnya aku hidup di dunia ini.Masih banyakkah waktu yang dapat kutoreh ke dalam halaman-halaman buku dari sebuah kisah hidup si hina bahkan paling hina?Jika masih ku temui hari-hari baru kan kusambut ia dengan harapan baru dan ulah sikap yang baru yang menyertai langkah-langkah ku.
Minggu, 24 Mei 2009
Telah kulakukan berbagai hal untuk memecahkan suasana hati yang selalu berhadapan dengan rasa jenuh. Entah bagaimana tapi tentunya mujarab walau hanya berlaku sesaat. Dibutuhkan keluwesan pikiran dan kerelaan hati untuk berbagi dengan kekacauan dan problema yang dihadapi. meskipun terkadang susah menetralisir keaadaan itu. Dan syukurnya semua akan terlampaui tanpa disadari tanpa keluh kesah. Resah jiwa merambat pergi..........dan......................perlahan-lahan kelegaan berpihak. Memang harus dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa Tuhan seru sekalian alam senantiasa dekat bahkan lebih dekat dari urat leher. Menyesal meninggaklanNya dan ketika resah datang mencari Tuhan lain selain diriNya, betapa tidak berterimakasihnya seorang hamba yang hanya numpang di rumah raja di raja.
Langganan:
Postingan (Atom)